Iktiologi : Sistem Integumen dan Sistem Otot
Pada
tulisan kali ini, penulis menuliskan hasil praktikumnya yang dilakukan di
Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Sumatera
Utara pada hari Jum’at, tanggal 24 Oktober 2013 yang berjudul “Sistem Integumen
dan Sistem Otot Ikan”.
Adapun
sampel ikan yang digunakan oleh penulis adalah ikan Mujair. Ikan mujair adalah
salah satu jenis sumberdaya hayati akuatik yang lumayan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Ikan ini memiliki bentuk badan pipih berwarna abu-abu, coklat atau
hitam. Ikan ini biasanya hidup di habitat kolam, sawah dan sungai air deras.
Sebelum
pembahasan yang lebih lanjut, penulis akan menjelaskan beberapa dari sistem
integumen ikan, yakni:
Kulit
Kulit / lapisan epidermis pada ikan
selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk
piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagian
tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan (Anwar, 2011).
Sisik
Ada ikan yang mempunyai sisik dan
ada juga yang tidak. Umumnya ikan-ikan yang tidak bersisik mempunyai lapisan
lendir yang lebih tebal pada bagian kulitnya dibandingkan ikan-ikan yang
memliki sisik. Sisik yang terdapat di sebelah bawah epidermis tersusun seperti
genteng (Dani, 2011).
Lendir
Umumnya ikan yang tidak bersisik
memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal dibandingkan ikan yang bersisik.
Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan dipengaruhi oleh kegiatan sel
kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam epidermis. Kelenjar ini
akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu, misalnya pada saat
ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya dibandingkan pada saat atau keadaan
normal. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan (Anwar, 2011).
HASIL
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Chichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies : Oreochromis
mossambicus (Erika,
2008)
Pembahasan:
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) memiliki bentuk
sisik ctenoid, yaitu pada sisiknya terdapat garis seperti circuli dan annuli.
Di bagian anterior sisik terdapat radii dan pada bagian posterior terdapat
rigi-rigi yang terdiri dari satu baris lebih. Ikan ini memiliki sirip yang
sempurna, yang terdiri dari sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus
dan sirip ekor.
Ikan mujair yang diidentifikasi
oleh penulis memiliki warna hitam keabu-abuan dengan berat ikan sekitar 650
gram dan panjang sekitar 33cm.
Ikan mujair merupakan ikan
perairan tawar yang memiliki urat daging bergaris dan tipe otot Piscine. Hal inilah yang memudahkan ikan
ini untuk bisa berenang di kolam maupun sungai aliran deras. Ikan mujair juga
merupakan ikan yang telah mampu beradaptasi di Indonesia berkat kemampuan
berkembang biaknya yang cepat.
Kesimpulan:
Adapun beberapa kesimpulan yang
diperoleh dari hasil praktikum tersebut adalah:
1.
Ikan
mujair memiliki bentuk sisik ctenoid, yaitu pada sisik terdapat garis berbentuk
seperti circuli dan annuli.
2.
Pada
bagian anterior sisik ikan mujair terdapat radii dan pada bagian posterior
terdapat rigi-rigi yang terdiri dari satu baris lebih.
3.
Ikan
mujair merupakan ikan perairan tawar yang memiliki urat daging bergaris dan
tipe otot Piscine.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2011. Sistem Integumen Ikan. Jurnal.
Dani. 2011. Sistem Integumen Ikan. Jurnal.
Erika,
Y. 2008. Gambaran Diferensiasi Leukosit
pada Ikan Mujair (Oreochromis mossambica) di Daerah Ciampea Bogor. IPB.
Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar