Kamis, 19 Desember 2013

Ekobiologi Ikan Baronang




Ikhtiologi : Ekobiologi Ikan Baronang



PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Perairan umum adalah bagian dari permukaan Bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut air laut terendah ke daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami dan buatan. Perairan umum tidak dimiliki oleh perorangan dan mempunyai fungsi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Yang termasuk dalam perairan umum adalah sungai (DAS), danau, waduk dan genangan air lainnya (Soerjani, 1997).
            Sistem perairan yang menutupi ¾ bagian dari permukaan Bumi dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem tersebut, air laut mempunyai bagian yang paling besar, yaitu 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas hidupnya. Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua, yaitu perairan mengalir (lotic water) dan perairan menggenang (lentic water). Perairan lotik dicirikan dengan adanya arus terus-menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus. Perairan menggenang disebut juga perairan tenang, yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan aliran air tidak ada dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama (Sahnin, 2005).
           Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya.   Istilah ini berasal dari Ichthyologia (bahasa Latin: Yunani) dimana perkataan Ichthys artinya ikan dan logos artinya ajaran. Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh manusia dan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri ataupun pariwisata. Keuntungan mempelajari ilmu. Iktiologi hampir tak terbatas, orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan.
          Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga  keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
          Ikan merupakan sumberdaya alam yang sering dijadikan objek atau target terakhir dari suatu proses pemanfaatan sumberdaya hayati akuatik. Ikan juga merupakan organisme yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan organisme akuatik lainnya. Hasil perikanan Indonesia merupakan salah satu pemasok devisa negara. Sumberdaya perikanan laut seperti ikan, udang dan rumput laut, disamping mempunyai nilai ekspor juga untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan protein hewani (Jabarsyah, 2002).
            Salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia adalah ikan Baronang (Siganus sp.). Ikan Baronang di Indonesia secara umum ada ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus), Baronang tompel (Siganus guttatus) dan Baronang angin (Siganus javus). Dari ketiga jenis itu yang paling sering dijumpai adalah Baronang susu (Siganus canaliculatus). Selain itu ada juga ikan Baronang lada (Siganus stellatus), Baronang batik (Siganus vermiculatus), Baronang kalung (Siganus virgatus), Baronang kunyit, dan lain-lain. Namun, lantaran populasinya sudah langka, jenis-jenis terakhir ini sudah sangat jarang ditemui.


BIOGEOGRAFI IKAN BARONANG

Penyebaran Ikan Baronang
            Distribusi adalah suatu proses atau  peristiwa penyebaran atau perpindahan organisme (ikan) pada suatu tempat ke tempat lain pada waktu tertentu. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu “daerah tertentu”  pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke seluruh bagian Bumi, baik secara aktif maupun pasif.
Seperti yang  kita ketahui  bahwa 70% dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan dapat ditemukan di berbagai tempat dan habitat yang berbeda dengan jenis yang berbeda pula.
Penyebaran ikan beronang ini cukup luas, tetapi penyebaran setiap spesies sangat terbatas. Seperti yang terdapat di LON LIPI, daerah penyebaran spesies ikan Baronang adalah sebagai berikut:
a.       Siganus guttatus, penyebarannya di :
Sumatera      : Sibolga, Bengkulu, Padang, Deli;
Jawa            : P. Seribu, Cirebon, Balay, Surabaya;
Kalimantan   : Balik Papan;
Sulawesi      : Ujung Pandang, Bajo, Manado, Selayar;
Maluku        : Seram, P. Obo, Ternate, Ambon, dsb.


Gambar 1. Ikan Baronang Tompel

b.      Siganus canaliculatus, penyebarannya di :
Sumatera   : Sibolga, Padang;
Jawa          : Ujung Kulon, Teluk Banten, P. Seribu;
Maluku     : Ternate, Bacan.

Gambar 2. Ikan Baronang Susu

c.       Siganus javus, penyebarannya di :
Sumatera     : Deli, Sibolga, Bengkulu, Bangka, Belitung;
Jawa           : Jakarta, Cirebon, Semarang, Jepara, Surabaya, Pasuruan,  Madura;
Kalimantan   : Stagen, Balik Papan;
Sulawesi      : Ujung Pandang, Bajo.


Gambar 3. Ikan Baronang Angin



SISTEMATIKA IKAN BARONANG

Istilah Sistematika
Istilah “Sistematika” berasal dari perkataan Latin, asal mulanya perkataan Yunani yaitu  systema yang dipergunakan untuk sistem klasifikasi yang disusun oleh para ahli pengetahuan alam pada zaman silam, terutama oleh Linnaeus pada tahun 1735 yang dikenal dengan  Systema naturae.
Istilah sistematika mirip artinya dengan istilah Taxonomi. Taxonomi berasal dari perkataan Junani yaitu Taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan Nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan. Dalam penggunaannya dewasa ini, kedua istilah ini dipakai berganti-ganti dalam bidang pengklasifikasian tumbuh-tumbuhan dan hewan. Jadi, Sistematika atau Taxonomi adalah sesuatu yang digunakan untuk mengklasifikasikan jasad.

Klasifikasi Ikan Baronang
Adapun klasifikasi untuk ikan Baronang adalah sebagai berikut;
Kingdom : Animalia
Filum       : Chordata
Kelas       : Pisces
Ordo        : Percomorphi
Famili      : Siganidae
Genus      : Siganus
Spesies     : Siganus sp.


MORFOLOGI IKAN BARONANG

Ikan Baronang (Siganus sp.) merupakan anggota famili Siganidae yang mempunyai badan pipih dan mulut kecil yang posisinya terminal. Rahang ikan ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Ikan ini memiliki sirip punggung yang terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak. Duri-duri ikan ini dilengkapi oleh kelenjar racun pada ujung siripnya sehingga orang akan merasa sakit jika tertusuk oleh duri tersebut. Tubuh bagian atas ikan ini bewarna keabu-abuan, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih atau perak.
Ikan Baronang juga merupakan salah satu ikan yang memiliki bentuk ekor yang homocercal, dimana bentuk ekornya simetris dan seimbang.



Gambar 4. Morfologi Ikan Baronang


KEBIASAAN MAKAN  

Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini, ditemukan bahwa ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani, misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.


REPRODUKSI IKAN BARONANG

Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. 
Induk jantan Siganus javus mulai matang kelamin pada ukuran panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan jantan dan betina Siganus canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami induk ikan Baronang dapat terjadi di lingkungan air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius. Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun.
Untuk membedakan kelamin ikan jantan dan betina, kita dapat memperhatikan gambar berikut,


Gambar 5. Ovarium dan Testis Ikan


PENUTUP

            Ikan Baronang merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia. Ikan ini begitu banyak diminati oleh konsumen karena ikan ini memiliki daging yang gurih dan bernilai gizi yang lumayan tinggi.
            Penyebaran ikan Baronang cukup luas dan ada hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan laut yang luas.
Ikan Baronang memiliki mulut yang kecil, gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halus yang panjang dan permukaannya luas yang membuat ikan ini tergolong sebagai ikan herbivora. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang juga mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Ikan Baronang bereproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. 
Ikan Baronang memiliki kelenjar racun pada sirip punggungnya. Meskipun racunnya tidak terlalu berakibat fatal, rasa sakit saat terkena duri ikan ini mampu mengganggu aktivitas tidur kita di malam hari.





DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman Sistem Organ Ikan yang Berbasis SCL pada Mata Kuliah Iktiologi. Diakses melalui http://unhas.ac.id/lkpp/Ikhtiologi.pdf [23 November 2013].
Kari, I. 2013. Klasifikasi dan Deskripsi Jenis-Jenis Ikan. Diakses melalui http://ismiatikari.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-dan-deskripsi-jenis-jenis.html
[26 November 2013].
Rohani, Fahyra, A. dan Budimawan. 2011. Preferensi Makanan dan Daya Ramban Ikan Baronang, Siganus canaliculatus pada Berbagai Jenis Lamun.  Diakses melalui http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6345/Rohani%20Ambo-Rappe%20%20Preferensi%20makanan%20Siganus.pdf?Sequence=1 [26 November 2013].
Tarwiyah. 2001. Budidaya Ikan Baronang. Jakarta. Diakses melalui http://www.ristek.go.id.pdf [23 November 2013].
Winarty. 2012. Ikan Baronang. Diakses melalui http://asteroo.blogspot.com/2012/02/ikan-baronang.html [23 November 2013].
Wulan. 2013. Marine Sciense and Fishery: Ikan Beronang (Siganus guttatus). Diakses melalui http://marinefisehery.blogspot.com/2013/02/ikan-beronang-siganus-guttatus.html [26 November 2013].



Tidak ada komentar:

Posting Komentar