Ikhtiologi : Ekobiologi Ikan Baronang
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perairan umum adalah bagian dari
permukaan Bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air, baik air tawar,
air payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut air laut terendah ke
daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami dan buatan. Perairan umum
tidak dimiliki oleh perorangan dan mempunyai fungsi politik, ekonomi, sosial
dan budaya. Yang termasuk dalam perairan umum adalah sungai (DAS), danau, waduk
dan genangan air lainnya (Soerjani, 1997).
Sistem perairan yang menutupi ¾
bagian dari permukaan Bumi dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air
tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem tersebut, air laut mempunyai
bagian yang paling besar, yaitu 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat
penting artinya bagi manusia untuk aktivitas hidupnya. Ekosistem perairan tawar
secara umum dibagi menjadi dua, yaitu perairan mengalir (lotic water) dan
perairan menggenang (lentic water). Perairan lotik dicirikan dengan adanya arus
terus-menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air
berlangsung terus-menerus. Perairan menggenang disebut juga perairan tenang,
yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan aliran air tidak ada dan
massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama (Sahnin, 2005).
Ikhtiologi
merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus
tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Istilah ini berasal dari Ichthyologia
(bahasa Latin: Yunani) dimana perkataan Ichthys artinya ikan dan logos artinya
ajaran. Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh
manusia dan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri
ataupun pariwisata. Keuntungan mempelajari ilmu. Iktiologi hampir tak terbatas,
orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun
yang bukan.
Ikan
adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium
dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan
air yang disebabkan oleh arah angin.
Ikan merupakan sumberdaya alam yang
sering dijadikan objek atau target terakhir dari suatu proses pemanfaatan
sumberdaya hayati akuatik. Ikan juga merupakan organisme yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dibandingkan dengan organisme akuatik lainnya. Hasil perikanan
Indonesia merupakan salah satu pemasok devisa negara. Sumberdaya perikanan laut
seperti ikan, udang dan rumput laut, disamping mempunyai nilai ekspor juga
untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
(Jabarsyah, 2002).
Salah satu sumberdaya hayati
perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing
di Indonesia adalah ikan Baronang (Siganus sp.). Ikan Baronang di Indonesia
secara umum ada ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus), Baronang tompel
(Siganus guttatus) dan Baronang angin (Siganus javus). Dari ketiga jenis itu
yang paling sering dijumpai adalah Baronang susu (Siganus canaliculatus).
Selain itu ada juga ikan Baronang lada (Siganus stellatus), Baronang batik
(Siganus vermiculatus), Baronang kalung (Siganus virgatus), Baronang kunyit,
dan lain-lain. Namun, lantaran populasinya sudah langka, jenis-jenis terakhir
ini sudah sangat jarang ditemui.
BIOGEOGRAFI IKAN
BARONANG
Penyebaran Ikan
Baronang
Distribusi
adalah suatu proses atau peristiwa
penyebaran atau perpindahan organisme (ikan) pada suatu tempat ke tempat lain
pada waktu tertentu. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal
dari suatu “daerah tertentu” pada salah
satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan
menyebar ke seluruh bagian Bumi, baik secara aktif maupun pasif.
Seperti yang kita ketahui bahwa 70% dari permukaan bumi ini tertutupi
oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi,
serta habitat pada ikan. Ikan-ikan dapat ditemukan di berbagai tempat dan habitat
yang berbeda dengan jenis yang berbeda pula.
Penyebaran ikan beronang ini cukup luas,
tetapi penyebaran setiap spesies sangat terbatas. Seperti yang terdapat di LON
LIPI, daerah penyebaran spesies ikan Baronang adalah sebagai berikut:
a.
Siganus
guttatus,
penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Bengkulu, Padang, Deli;
Jawa
: P. Seribu, Cirebon, Balay,
Surabaya;
Kalimantan : Balik Papan;
Sulawesi
: Ujung Pandang, Bajo, Manado,
Selayar;
Maluku
: Seram, P. Obo, Ternate, Ambon,
dsb.
Gambar 1. Ikan Baronang
Tompel
b. Siganus canaliculatus,
penyebarannya di :
Sumatera : Sibolga, Padang;
Jawa :
Ujung Kulon, Teluk Banten, P. Seribu;
Maluku
: Ternate, Bacan.
Gambar 2. Ikan Baronang
Susu
c. Siganus javus,
penyebarannya di :
Sumatera :
Deli, Sibolga, Bengkulu, Bangka, Belitung;
Jawa : Jakarta, Cirebon, Semarang, Jepara,
Surabaya, Pasuruan, Madura;
Kalimantan :
Stagen, Balik Papan;
Sulawesi
: Ujung Pandang, Bajo.
Gambar 3. Ikan Baronang
Angin
SISTEMATIKA IKAN
BARONANG
Istilah
Sistematika
Istilah “Sistematika” berasal dari
perkataan Latin, asal mulanya perkataan Yunani yaitu systema yang dipergunakan untuk sistem
klasifikasi yang disusun oleh para ahli pengetahuan alam pada zaman silam,
terutama oleh Linnaeus pada tahun 1735 yang dikenal dengan Systema naturae.
Istilah sistematika mirip artinya dengan
istilah Taxonomi. Taxonomi berasal dari perkataan Junani yaitu Taxis yang
berarti susunan atau pengaturan, dan Nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan
oleh Candolle pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan. Dalam
penggunaannya dewasa ini, kedua istilah ini dipakai berganti-ganti dalam bidang
pengklasifikasian tumbuh-tumbuhan dan hewan. Jadi, Sistematika atau Taxonomi
adalah sesuatu yang digunakan untuk mengklasifikasikan jasad.
Klasifikasi Ikan
Baronang
Adapun klasifikasi untuk ikan Baronang
adalah sebagai berikut;
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : Siganus
sp.
MORFOLOGI IKAN
BARONANG
Ikan Baronang (Siganus sp.) merupakan anggota famili Siganidae
yang mempunyai badan pipih dan mulut kecil yang posisinya terminal. Rahang ikan
ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Ikan ini memiliki sirip punggung
yang terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak. Duri-duri ikan ini
dilengkapi oleh kelenjar racun pada ujung siripnya sehingga orang akan merasa
sakit jika tertusuk oleh duri tersebut. Tubuh bagian atas ikan ini bewarna
keabu-abuan, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih atau perak.
Ikan Baronang juga merupakan salah satu
ikan yang memiliki bentuk ekor yang homocercal, dimana bentuk ekornya simetris
dan seimbang.
Gambar 4. Morfologi
Ikan Baronang
KEBIASAAN MAKAN
Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan
morfologi dari gigi dan saluran pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang
kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang
sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai
permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi
kalau dibudidayakan, ikan Baronang mampu memakan makanan apa saja yang
diberikan seperti pakan buatan.
Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini,
ditemukan bahwa ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai
permukaan yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora
merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang
tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut
bertujuan untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang
memakan makanan yang hewani, misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan umpan udang mati.
Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga tidak terlepas pada
lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa yang dikatakan oleh
Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa saja yang diberikan
seperti pakan buatan.
REPRODUKSI IKAN
BARONANG
Reproduksi
merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme.
Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan
dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan
mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya,
lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air.
Induk
jantan Siganus javus mulai matang
kelamin pada ukuran panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan
ikan-ikan jantan dan betina Siganus
canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22
cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami induk ikan Baronang dapat
terjadi di lingkungan air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius. Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun.
Untuk
membedakan kelamin ikan jantan dan betina, kita dapat memperhatikan gambar
berikut,
Gambar 5. Ovarium
dan Testis Ikan
PENUTUP
Ikan Baronang
merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan
merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia. Ikan ini begitu banyak
diminati oleh konsumen karena ikan ini memiliki daging yang gurih dan bernilai
gizi yang lumayan tinggi.
Penyebaran ikan Baronang cukup luas
dan ada hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini karena
Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan laut yang luas.
Ikan Baronang memiliki mulut yang kecil,
gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding
lambung agak tebal, usus halus yang panjang dan permukaannya luas yang membuat
ikan ini tergolong sebagai ikan herbivora. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang
juga mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Ikan
Baronang bereproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina
akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan
telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma
dan telur ini bercampur di dalam air.
Ikan Baronang memiliki kelenjar racun
pada sirip punggungnya. Meskipun racunnya tidak terlalu berakibat fatal, rasa
sakit saat terkena duri ikan ini mampu mengganggu aktivitas tidur kita di malam
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin. 2008. Peningkatan
Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman Sistem Organ Ikan yang Berbasis
SCL pada Mata Kuliah Iktiologi. Diakses melalui http://unhas.ac.id/lkpp/Ikhtiologi.pdf [23 November 2013].
Kari, I. 2013. Klasifikasi dan Deskripsi Jenis-Jenis Ikan.
Diakses melalui http://ismiatikari.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-dan-deskripsi-jenis-jenis.html
[26 November
2013].
Rohani, Fahyra, A. dan Budimawan.
2011. Preferensi Makanan dan Daya Ramban
Ikan Baronang, Siganus canaliculatus pada Berbagai Jenis Lamun. Diakses melalui http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6345/Rohani%20Ambo-Rappe%20%20Preferensi%20makanan%20Siganus.pdf?Sequence=1 [26 November 2013].
Tarwiyah. 2001. Budidaya Ikan
Baronang. Jakarta. Diakses melalui http://www.ristek.go.id.pdf [23 November 2013].
Winarty. 2012. Ikan Baronang. Diakses melalui http://asteroo.blogspot.com/2012/02/ikan-baronang.html [23
November 2013].
Wulan. 2013. Marine Sciense and Fishery: Ikan Beronang (Siganus
guttatus). Diakses melalui http://marinefisehery.blogspot.com/2013/02/ikan-beronang-siganus-guttatus.html [26
November 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar