Kamis, 19 Desember 2013

Sistem Pernafasan Ikan


            


IKTIOLOGI : SISTEM PERNAFASAN



      Pada tulisan ini penulis menuliskan tentang sistem pernafasan yang ada pada ikan. Adapun jenis ikan yang dijadikan oleh penulis sebagai sampel praktikum adalah ikan gabus.
            Ikan gabus merupakan ikan asli perairan tawar daerah tropis, seperti Asia dan Afrika. Ikan gabus banyak ditemukan di perairan umum, hidup di muara-muara sungai, danau dan dapat pula hidup di air kotor dengan kadar oksigen rendah, bahkan tahan terhadap kekeringan. Ikan ini merupakan ikan karnivora dengan ciri-ciri fisik, yaitu memiliki bentuk tubuh hampir bulat, panjang dan makin ke belakang berbentuk pipih (compressed), bagian depan cembung, perut rata dan kepala seperti ular (snake head). Warna tubuh pada bagian punggung hijau kehitaman dan bagian perut berwarna krem atau putih (Fitriani, 2009).

            Taksonomi ikan gabus adalah sebagai berikut:
            Kingdom         : Animalia
            Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Channidae
Genus              : Channa
Spesies            : Channa striata      (Fitriani, 2009)

Pernafasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida oleh suatu makhluk hidup. Untuk dapat bernafas, maka diperlukan organ pernafasan. Pada ikan, proses pernafasan umumnya dilakukan dengan menggunakan insang (branchia). Insang ikan juga mengalami perkembangan sebagaimana organ-organ lainnya. Pada stadium larva, insang belum sempurna dan belum dapat berfungsi. Untuk dapat bernafas, larva ikan biasanya menggunakan kantung telur (yolk sac) atau pada beberapa ikan tertentu menggunakan insang luar (Affandi, 2009).

Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada tanggal 22 November 2013 dan bertempat di Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan
              Alat yang digunakan adalah kertas millimeter untuk mengukur sampel, kertas A4 untuk menggambar sampel, alat penimbang untuk menimbang sampel, kamera digital untuk dokumentasi dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dijadikan objek sampel adalah ikan gabus.

Prosedur :
1.      Diperhatikan morfologi/susunan bentuk insang.
2.      Diperhatikan dan digambar alat pernafasan yang ada pada ikan.
3.      Diperhatikan bentuk gelembung renang ikan dan digambarkan.

Hasil
1.      Bentuk insang ikan gabus. 
2.      Bentuk gelembung renang ikan gabus.
3.      Bentuk alat pernafasan tambahan ikan gabus.


Pembahasan
              Ikan gabus  (Channa striata) yang diamati memiliki panjang total 28cm, panjang baku 24 cm dan berat 8ons. Ikan ini memiliki tutup insang teleostei dan memiliki gelembung renang.
              Alat pernafasan tambahan juga ditemukan pada ikan gabus ini, yaitu diverticula. Menurut Affandi (2009), bahwa diverticula adalah lipatan kulit pada bagian mulut dan ruang pharynx.
              Panjang gelembung renang ikan ini adalah 13cm dan bentuk gelembung renangnya adalah predatory characin. Menurut literatur Tanjung (2012), gelembung renang terdiri dari dua kantong gas yang terletak pada bagian dorsal, memiliki dinding fleksibel yang berkontraksi dan berkembang berdasarkan tekanan ambien. Gelembung renang merupakan organ internal yang dipenuhi oleh gas yang berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung sehingga mampu menghemat energi untuk berenang.
              Ikan gabus termasuk ke dalam golongan physostomi atau golongan ikan yang memiliki ductus pneumaticus. Menurut Tanjung (2012), bahwa pada gelembung renang berbentuk physostomi, pengisian gelembung renang dilakukan pertama kali bersamaan dengan pigmentasi mata dan pembukaan mulut larva.


Kesimpulan
1.      Ikan gabus yang diamati memiliki panjang baku 24cm, panjang total 28cm dan berat 8ons.
2.      Ikan gabus memiliki tutup insang teleostei dan memiliki gelembung renang (predatory characin).
3.      Panjang gelembung renang ikan gabus yang diamati adalah 13cm.
4.      Alat pernafasan tambahan ikan gabus adalah diverticula, yang terletak pada daerah pharynx (2 buah).
5.      Ikan gabus termasuk ke dalam golongan physostomi karena memiliki ductus pneumaticus.



Penampakan 


Snake head


Aaakh


Insang


Labirin


Hasil bedah (labirin)


O K !









DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 1992. Sistem Pernafasan pada Ikan. Diakses dari http://www.repository.unhas.ac.id [24 November 2013].
Anwar. 2011. Perikanan Indonesia. Diakses dari http://www.repository.ipb.ac.id [24 November 2013].
Fitriani, D. 2009. Sistem Integumen dan Pernafasan Ikan. Diakses dari http://www.undip.ac.id [24 November 2013].
Tanjung, A. 2012. Gelembung Renang pada Ikan. Diakses dari http://www.undip.ac.id [24 November 2013].
Wahyuningsih, H. Dan Ternala, A.B. 2006. Hibah Kompetisikonten Mata Kuliah E-Learning USU-Internet. Diakses dari http://www.repository.usu.ac.id [24 November 2013].

Sistem Integumen dan Sistem Otot Ikan




Iktiologi : Sistem Integumen dan Sistem Otot 



Pada tulisan kali ini, penulis menuliskan hasil praktikumnya yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Sumatera Utara pada hari Jum’at, tanggal 24 Oktober 2013 yang berjudul “Sistem Integumen dan Sistem Otot Ikan”.
Adapun sampel ikan yang digunakan oleh penulis adalah ikan Mujair. Ikan mujair adalah salah satu jenis sumberdaya hayati akuatik yang lumayan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ikan ini memiliki bentuk badan pipih berwarna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini biasanya hidup di habitat kolam, sawah dan sungai air deras.
Sebelum pembahasan yang lebih lanjut, penulis akan menjelaskan beberapa dari sistem integumen ikan, yakni:

Kulit
            Kulit / lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan (Anwar, 2011).

Sisik
            Ada ikan yang mempunyai sisik dan ada juga yang tidak. Umumnya ikan-ikan yang tidak bersisik mempunyai lapisan lendir yang lebih tebal pada bagian kulitnya dibandingkan ikan-ikan yang memliki sisik. Sisik yang terdapat di sebelah bawah epidermis tersusun seperti genteng (Dani, 2011).

Lendir
            Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal dibandingkan ikan yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan dipengaruhi oleh kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam epidermis. Kelenjar ini akan memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu, misalnya pada saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya dibandingkan pada saat atau keadaan normal. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan (Anwar, 2011).


HASIL

Klasifikasi:
Kingdom  : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Actinopterygii
Ordo         : Perciformes
Famili       : Chichlidae
Genus       : Oreochromis
Spesies     : Oreochromis mossambicus   (Erika, 2008)    



Pembahasan:
                 Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) memiliki bentuk sisik ctenoid, yaitu pada sisiknya terdapat garis seperti circuli dan annuli. Di bagian anterior sisik terdapat radii dan pada bagian posterior terdapat rigi-rigi yang terdiri dari satu baris lebih. Ikan ini memiliki sirip yang sempurna, yang terdiri dari sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor.
                 Ikan mujair yang diidentifikasi oleh penulis memiliki warna hitam keabu-abuan dengan berat ikan sekitar 650 gram dan panjang sekitar 33cm.
                 Ikan mujair merupakan ikan perairan tawar yang memiliki urat daging bergaris dan tipe otot Piscine. Hal inilah yang memudahkan ikan ini untuk bisa berenang di kolam maupun sungai aliran deras. Ikan mujair juga merupakan ikan yang telah mampu beradaptasi di Indonesia berkat kemampuan berkembang biaknya yang cepat.

Kesimpulan:
                 Adapun beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum tersebut adalah:
1.      Ikan mujair memiliki bentuk sisik ctenoid, yaitu pada sisik terdapat garis berbentuk seperti circuli dan annuli.
2.      Pada bagian anterior sisik ikan mujair terdapat radii dan pada bagian posterior terdapat rigi-rigi yang terdiri dari satu baris lebih.
3.      Ikan mujair merupakan ikan perairan tawar yang memiliki urat daging bergaris dan tipe otot Piscine.






DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2011. Sistem Integumen Ikan. Jurnal.
Dani. 2011. Sistem Integumen Ikan. Jurnal.
Erika, Y. 2008. Gambaran Diferensiasi Leukosit pada Ikan Mujair (Oreochromis mossambica) di Daerah Ciampea Bogor. IPB. Bogor.

Sirip dan Jari-Jari Sirip Ikan





IKHTIOLOGI : SIRIP DAN JARI-JARI SIRIP


Ikan-ikan memiliki sirip yang berperan sangat penting dalam penentuan arah dan gerak ikan. Sirip ikan terdiri dari sirip punggung (finnae dorsalis/D), sirip dada (finnae pectoralis/P), sirip perut (finnae ventralis/V), sirip anus (finnae analis/A), dan sirip ekor (finnae caudalis/C). Tidak semua ikan yang ada di perairan Bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut dengan sempurna. Ada juga beberapa jenis ikan yang tidak memiliki keseluruhan sirip secara utuh.
Pada tulisan kali ini penulis hanya akan menceritakan tentang sirip ikan pada beberapa jenis ikan yang diidentifikasi oleh penulis di Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Sumatera Utara.


Latar Belakang
Ikan merupakan sumberdaya alam yang sering dijadikan objek atau target terakhir dari suatu proses pemanfaatan sumberdaya hayati akuatik. Ikan juga merupakan organisme yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan organisme akuatik lainnya. Hasil perikanan Indonesia merupakan salah satu pemasok devisa negara. Sumberdaya perikanan laut seperti ikan, udang dan rumput laut, disamping mempunyai nilai ekspor juga sebagai kebutuhan konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan protein hewani (Jabarsyah, 2002).
Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya.   Istilah ini berasal dari kata Ichthyologia (bahasa Latin: Yunani) dimana perkataan Ichthys artinya ikan dan logos artinya ajaran. Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh manusia dan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri ataupun pariwisata. Keuntungan mempelajari ilmu Iktiologi hampir tak terbatas. orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan.


Waktu dan Tempat
            Pelaksanaan praktikum Iktiologi yang berjudul “Sirip dan Jari-Jari Sirip Ikan” dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan pada hari Jum’at, tanggal 11 Oktober 2013.


Alat dan Bahan
Bahan
            Adapun beberapa jenis ikan yang dijadikan sebagai sampel praktikum adalah:
1.      Ikan Lele                     3.   Ikan Dencis          
2.      Ikan Mujair                 4.   Ikan Alu-alu

Alat
            Alat-alat yang digunakan saat praktikum, yaitu:
1.      Kertas A4, sebagai wadah gambar ikan.
2.      Pensil dan pena, sebagai alat tulis dan alat gambar.
3.      Nampan, sebagai wadah identifikasi ikan.
4.      Tissue.
5.      Kain serbet.
6.      Buku gambar, sebagai wadah gambar hasil identifikasi ikan.
7.      Kamera digital, sebagai alat dokumentasi.


Metode Praktikum
            Langkah-langkah identifikasi sirip dan jari-jari pada sampel ikan dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut;
1.      Ambil ikan dan letakkan di nampan.
2.      Perhatikan kondisi sirip ikan, lalu identifikasi.
3.      Catat hasil identifikasi.
4.      Gambarkan sampel ikan yang diamati di kertas A4, kemudian di buku gambar.
5.      Beri keterangan gambar dari catatan hasil identifikasi.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Ikan Lele
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Ostariophysii
Famili              : Claridae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias batrachus

 Hasil:
            Ikan lele (Clarias batrachus) memiliki satu sirip punggung dengan bentuk sempurna, terletak di belakang kepala bagian anterior badan dan memiliki hubungan yang terpisah dengan sirip ekor. Posisi sirip dada ikan ini ada pada posisi vertical dan terletak di bawah linea lateralis di belakang operculum. Posisi sirip perutnya dibandingkan sirip dada terletak jauh (abdominal). Hubungan sirip anus dan sirip ekor terpisah dengan kondisi sirip anus tidak diliputi oleh sisik. Sirip ekor ikan lele bentuknya membundar. Ikan ini memiliki jari-jari sirip tipe lemah dengan bentuk yang elastis, transparan, beruas-ruas dan ujungnya bercabang.

Tentang Ikan Lele:
            Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang dan tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang memanjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor. Hal ini menjadikannya sebagai ikan sidat yang pendek. Pada sirip dadanya, ikan ini memiliki sepasang patil yang berguna saat melindungi diri dan bertahan dari musuh-musuhnya.
            Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus perlahan, di rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang, bahkan bisa hidup pada perairan yang tercemar.

Ikan Mujair
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Cichlidae
Genus              : Oreochromis
Spesies            : Oreochromis mossambicus   (Erika, 2008) 

Hasil:
            Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) memiliki satu sirip punggung yang berbentuk sempurna, terletak di belakang kepala bagian anterior badan, permulaan dasar di depan sirip perut dan hubungan sirip punggung terpisah dengan sirip ekor. Posisi sirip dada ikan mujair ada di bawah linea lateralis persis di bawah sudut tutup insang. Posisi dasar sirip dada berbentuk setengah lingkaran. Sirip perut ikan ini terletak di bawah sirip dada. Sirip anusnya terpisah dengan sirip ekor dengan kondisi diliputi oleh sisik. Sirip ekor ikan mujair adalah berpinggiran tegak. Ikan ini memiliki jari-jari sirip bertipe mengeras/keras.


Tentang Ikan Mujair:
            Ikan mujair merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang lumayan banyak diminati. Ikan ini memiliki bentuk badan pipih berwarna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini pertama kali ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang, Pantai Selatan, Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939.
            Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah dan sungai air deras. Kolam dengan sistem perairan yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan ini. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan ini harus bersih, tidak terlalu keruh juga tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun dan limbah pabrik.  

Ikan Dencis
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Osteichtyes
Ordo                : Pereomorphii
Famili              : Sardinoidea
Genus              : Sardinella
Spesies            : Sardinella sirrin    
   
Hasil:
            Ikan dencis (Sardinella sirrin) memiliki dua sirip punggung berbentuk sempurna yang terletak di pertengahan punggung dengan permulaan dasar di belakang sirip perut dan memiliki hubungan yang terpisah dengan sirip ekor. Posisi dasar sirip dada ikan ini berupa setengah lingkaran dan terletak di bawah linea lateralis, persis di belakang tutup insang. Sirip perut ikan dencis terletak di bawah sirip dada. Hubungan sirip anus dengan sirip ekor terpisah dengan kondisi sirip anus tidak diliputi sisik. Sirip ekor ikan ini seperti bercagak (forked). Ikan ini memiliki jari-jari sirip tipe lemah mengeras.

Tentang Ikan Dencis:
            Ikan dencis hidup di perairan pantai dengan cara hidup yang bergerombol. Ikan ini merupakan ikan pemakan plankton dan tergolong ikan pelagis berukuran kecil.
            Ikan dencis biasanya dipasarkan dalam bentuk segar, dikalengkan, asin kering, tepung ikan dan ada juga dalam bentuk ikan rebus (pindang).

Ikan Alu-alu
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Perciformes
Famili              : Sphyraenidae
Genus              : Sphyraena
Spesies            : Sphyraena jello  
      
Hasil:
            Ikan alu-alu (Sphyraena jello) memiliki dua buah sirip punggung dengan bentuk sempurna dan terletak di kepala bagian anterior yang jauh ke belakang. Permulaan dasar sirip punggung ikan ini berada di belakang sirip perut dan hubungannya terpisah dengan sirip ekor. Sirip dada ikan ini terletak di bagian anterior badan di belakang insang dan di bawah linea lateralis, persis di bawah tutup insang. Posisi sirip perut terletak di belakang sirip dada (sub abdominal). Sirip anus terletak di sisi ventral badan, persis di belakang anus dan terpisah dengan sirip ekor. Sirip ekor ikan ini berlekuk kembar dengan jari-jari sirip yang bertipe lemah.


Tentang Ikan Alu-alu:
            Ikan alu-alu memiliki badan memanjang seperti cerutu, mulut lebar dengan gigi taring yang kuat dan rahang bawah lebih menonjol ke depan (superior). Sirip ekor ikan ini berbentuk lekuk tunggal dan kembar (emarginate) dengan kedua ujung sirip ekor yang berwarna pucat.
            Ikan alu-alu termasuk ikan jenis pelagis. Ikan yang muda berada di daerah mangrove, estuari dan terumbu karang. Sedangkan ikan yang dewasa tersebar luas dari pantai hingga laut lepas. Ikan ini dapat ditangkap pada seluruh perairan di Indonesia dengan perairan yang memiliki terumbu karang yang masih baik.



Anatomi Ikan








DAFTAR PUSTAKA

Erika, Y. 2008. Gambaran Diferensiasi Leukosit pada Ikan Mujair (Oreochromis mossambica) di Daerah Ciampea Bogor. IPB, Bogor.
Firmansyah, R., dkk. 2013. Laporan Praktikum Ikhtiologi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Jeffri. 2010. Morfologi Ikan. Jurnal. Malang
Omar, S.B.A. 2011. Ikhtiologi. Jurnal. Universitas Hassanuddin. Makassar.
Wiadnya. 2012. Karakteristik Perikanan Laut Indonesia. Universitas Brawijaya. Malang.

Ekobiologi Ikan Baronang




Ikhtiologi : Ekobiologi Ikan Baronang



PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Perairan umum adalah bagian dari permukaan Bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut air laut terendah ke daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami dan buatan. Perairan umum tidak dimiliki oleh perorangan dan mempunyai fungsi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Yang termasuk dalam perairan umum adalah sungai (DAS), danau, waduk dan genangan air lainnya (Soerjani, 1997).
            Sistem perairan yang menutupi ¾ bagian dari permukaan Bumi dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Dari kedua sistem tersebut, air laut mempunyai bagian yang paling besar, yaitu 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas hidupnya. Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua, yaitu perairan mengalir (lotic water) dan perairan menggenang (lentic water). Perairan lotik dicirikan dengan adanya arus terus-menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus. Perairan menggenang disebut juga perairan tenang, yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan aliran air tidak ada dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama (Sahnin, 2005).
           Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya.   Istilah ini berasal dari Ichthyologia (bahasa Latin: Yunani) dimana perkataan Ichthys artinya ikan dan logos artinya ajaran. Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh manusia dan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri ataupun pariwisata. Keuntungan mempelajari ilmu. Iktiologi hampir tak terbatas, orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan.
          Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga  keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
          Ikan merupakan sumberdaya alam yang sering dijadikan objek atau target terakhir dari suatu proses pemanfaatan sumberdaya hayati akuatik. Ikan juga merupakan organisme yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan organisme akuatik lainnya. Hasil perikanan Indonesia merupakan salah satu pemasok devisa negara. Sumberdaya perikanan laut seperti ikan, udang dan rumput laut, disamping mempunyai nilai ekspor juga untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan protein hewani (Jabarsyah, 2002).
            Salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia adalah ikan Baronang (Siganus sp.). Ikan Baronang di Indonesia secara umum ada ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus), Baronang tompel (Siganus guttatus) dan Baronang angin (Siganus javus). Dari ketiga jenis itu yang paling sering dijumpai adalah Baronang susu (Siganus canaliculatus). Selain itu ada juga ikan Baronang lada (Siganus stellatus), Baronang batik (Siganus vermiculatus), Baronang kalung (Siganus virgatus), Baronang kunyit, dan lain-lain. Namun, lantaran populasinya sudah langka, jenis-jenis terakhir ini sudah sangat jarang ditemui.


BIOGEOGRAFI IKAN BARONANG

Penyebaran Ikan Baronang
            Distribusi adalah suatu proses atau  peristiwa penyebaran atau perpindahan organisme (ikan) pada suatu tempat ke tempat lain pada waktu tertentu. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu “daerah tertentu”  pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke seluruh bagian Bumi, baik secara aktif maupun pasif.
Seperti yang  kita ketahui  bahwa 70% dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan dapat ditemukan di berbagai tempat dan habitat yang berbeda dengan jenis yang berbeda pula.
Penyebaran ikan beronang ini cukup luas, tetapi penyebaran setiap spesies sangat terbatas. Seperti yang terdapat di LON LIPI, daerah penyebaran spesies ikan Baronang adalah sebagai berikut:
a.       Siganus guttatus, penyebarannya di :
Sumatera      : Sibolga, Bengkulu, Padang, Deli;
Jawa            : P. Seribu, Cirebon, Balay, Surabaya;
Kalimantan   : Balik Papan;
Sulawesi      : Ujung Pandang, Bajo, Manado, Selayar;
Maluku        : Seram, P. Obo, Ternate, Ambon, dsb.


Gambar 1. Ikan Baronang Tompel

b.      Siganus canaliculatus, penyebarannya di :
Sumatera   : Sibolga, Padang;
Jawa          : Ujung Kulon, Teluk Banten, P. Seribu;
Maluku     : Ternate, Bacan.

Gambar 2. Ikan Baronang Susu

c.       Siganus javus, penyebarannya di :
Sumatera     : Deli, Sibolga, Bengkulu, Bangka, Belitung;
Jawa           : Jakarta, Cirebon, Semarang, Jepara, Surabaya, Pasuruan,  Madura;
Kalimantan   : Stagen, Balik Papan;
Sulawesi      : Ujung Pandang, Bajo.


Gambar 3. Ikan Baronang Angin



SISTEMATIKA IKAN BARONANG

Istilah Sistematika
Istilah “Sistematika” berasal dari perkataan Latin, asal mulanya perkataan Yunani yaitu  systema yang dipergunakan untuk sistem klasifikasi yang disusun oleh para ahli pengetahuan alam pada zaman silam, terutama oleh Linnaeus pada tahun 1735 yang dikenal dengan  Systema naturae.
Istilah sistematika mirip artinya dengan istilah Taxonomi. Taxonomi berasal dari perkataan Junani yaitu Taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan Nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan. Dalam penggunaannya dewasa ini, kedua istilah ini dipakai berganti-ganti dalam bidang pengklasifikasian tumbuh-tumbuhan dan hewan. Jadi, Sistematika atau Taxonomi adalah sesuatu yang digunakan untuk mengklasifikasikan jasad.

Klasifikasi Ikan Baronang
Adapun klasifikasi untuk ikan Baronang adalah sebagai berikut;
Kingdom : Animalia
Filum       : Chordata
Kelas       : Pisces
Ordo        : Percomorphi
Famili      : Siganidae
Genus      : Siganus
Spesies     : Siganus sp.


MORFOLOGI IKAN BARONANG

Ikan Baronang (Siganus sp.) merupakan anggota famili Siganidae yang mempunyai badan pipih dan mulut kecil yang posisinya terminal. Rahang ikan ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang kecil. Ikan ini memiliki sirip punggung yang terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak. Duri-duri ikan ini dilengkapi oleh kelenjar racun pada ujung siripnya sehingga orang akan merasa sakit jika tertusuk oleh duri tersebut. Tubuh bagian atas ikan ini bewarna keabu-abuan, sedangkan dada dan perutnya berwarna putih atau perak.
Ikan Baronang juga merupakan salah satu ikan yang memiliki bentuk ekor yang homocercal, dimana bentuk ekornya simetris dan seimbang.



Gambar 4. Morfologi Ikan Baronang


KEBIASAAN MAKAN  

Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini, ditemukan bahwa ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani, misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.


REPRODUKSI IKAN BARONANG

Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisme. Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. 
Induk jantan Siganus javus mulai matang kelamin pada ukuran panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan jantan dan betina Siganus canaliculatus telah matang kelamin pada ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan pemijahan secara alami induk ikan Baronang dapat terjadi di lingkungan air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius. Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun.
Untuk membedakan kelamin ikan jantan dan betina, kita dapat memperhatikan gambar berikut,


Gambar 5. Ovarium dan Testis Ikan


PENUTUP

            Ikan Baronang merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut yang banyak dikonsumsi dan merupakan ikan favorit bagi pemancing di Indonesia. Ikan ini begitu banyak diminati oleh konsumen karena ikan ini memiliki daging yang gurih dan bernilai gizi yang lumayan tinggi.
            Penyebaran ikan Baronang cukup luas dan ada hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan laut yang luas.
Ikan Baronang memiliki mulut yang kecil, gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halus yang panjang dan permukaannya luas yang membuat ikan ini tergolong sebagai ikan herbivora. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang juga mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Ikan Baronang bereproduksi secara eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini bercampur di dalam air. 
Ikan Baronang memiliki kelenjar racun pada sirip punggungnya. Meskipun racunnya tidak terlalu berakibat fatal, rasa sakit saat terkena duri ikan ini mampu mengganggu aktivitas tidur kita di malam hari.





DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman Sistem Organ Ikan yang Berbasis SCL pada Mata Kuliah Iktiologi. Diakses melalui http://unhas.ac.id/lkpp/Ikhtiologi.pdf [23 November 2013].
Kari, I. 2013. Klasifikasi dan Deskripsi Jenis-Jenis Ikan. Diakses melalui http://ismiatikari.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-dan-deskripsi-jenis-jenis.html
[26 November 2013].
Rohani, Fahyra, A. dan Budimawan. 2011. Preferensi Makanan dan Daya Ramban Ikan Baronang, Siganus canaliculatus pada Berbagai Jenis Lamun.  Diakses melalui http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6345/Rohani%20Ambo-Rappe%20%20Preferensi%20makanan%20Siganus.pdf?Sequence=1 [26 November 2013].
Tarwiyah. 2001. Budidaya Ikan Baronang. Jakarta. Diakses melalui http://www.ristek.go.id.pdf [23 November 2013].
Winarty. 2012. Ikan Baronang. Diakses melalui http://asteroo.blogspot.com/2012/02/ikan-baronang.html [23 November 2013].
Wulan. 2013. Marine Sciense and Fishery: Ikan Beronang (Siganus guttatus). Diakses melalui http://marinefisehery.blogspot.com/2013/02/ikan-beronang-siganus-guttatus.html [26 November 2013].